Unknown
Unknown › Opini

on Selasa, 21 Juni 2016

Cepat Belum Tentu Baik

Aalamu’alaikum Wr. Wb

Selamat Pagi Manteman ^^

Bertemu lagi nih, masih dengan saya di blog Maple ini. Ko MapLe ? bukannya syaidfimaulana ya ? seperti pada postingan selanjutnya, akhirnya saya menemukan goal setting dari blog ini. Dan untuk mengawalinya, maka saya ubah nama ini menjadi MapLe. Keren kan ? *wkwkwkwk*

Langsung aja nihh… udah penasaran kan ? monggo cekidot …

Pastinya, kalian udah familiar banget dengan judul postingan diatas. Iya kan ? mungkin kalian mendengarnya di seminar-semianar, buku motivasi bahkan dari kekasih *cieeeee*. Yang pasti, frasa diatas sudah sangat familiar. Meski begitu, belum tentu tahu maknanya kan ? yang udah tau, yuk kita berdiskusi (di kolom komentar), dan bagi yang belum, mangga baca postingan ini ampe tuntas. Bisa ? *sosoan tegas, hahaha*

Sudah menjadi rahasia umum, Kita hidup di era yang serba cepat dan instant. Semua hal dilakukan dengan serba cepat dan mudah. Internetan kepingin cepatlah. Mau makan pun pengen yang instant alias cepat saji. Dan lain sebagainya. Sadarkah, bahwa semua yang cepat dan instant itu belum tentu baik. Tarolah internet cepat itu emang positif. Tapi andaikan itu makanan yang cepat dan instant? Pastilah punya efek tersendiri yang mungkin belum kita rasakan sekarang. Tapi, tidak menutup kemungkinan beberapa tahun kedepan akan kena buahnya. Benar kan ?

Mungkin, pandangan “cepat cepat dan cepat” lahir dari kebiasaan kita hidup di era modern ini.  Kenapa ? karena kita terbiasa dijejali dengan kebiasaan atau habbit hidup serba cepat. Burung pun akan merasa menjadi ayam ketika lahir dan terbiasa di lingkungan ayam, apalagi manusia, yang punya akal sehat pasti mencerna begitu cepat. Yah.. memang saya akui disisi lain hidup serba cepat itu memang kebutuhan, tapi apakah semuanya harus cepat ? sampai mati pun ingin cepat ? tidak begitu kan ? terkadang kita harus berjalan pelan dalam keadaan tertentu. Asal tujuan akhirnya tercapai. Mungkin lebih cepat lebih baik. Tapi tak jarang cepat selalu mangkir dari tujuan akhir.

jadi teringat nih…

Kemarin si doi baru pulang dari seminar motivasi. Dia bilang “aku pengen kaya muda nikah muda pensiun muda mati masuk surga’. Menarik sekali memang  Tapi ada yang harus di luruskan dengan persepsi ini.

Apa itu ?

Secara logika, apakah mungkin semua orang seperti itu. Kalo ditanya kemauan ya, pasti. Tapi hasil akhirnya ? belum tentu. Bisa dibayangkan kalo semua orang kaya muda nikah muda dsb, tentusaja itu akan mengganggu keseimbangan di dunia kan? Dan persepsi macam itu digunakan bukan untuk dilaksanakan tapi untuk mengingatkan, bahwa sejauh mana kita sudah melangkah. Kenapa ? karena dalam kenyataannya manusia se ideal itu tak mungkin ada. Pastilah ada cacat sedikit, meski setitik pun. Dan lagi, menjadi kaya cepat di usia muda itu mudah, yang susah itu mempertahankannya. Toh banyak diluar sana fenomena seperti itu kan ?

Jadi kesimpulannya, cepat itu tak selalu menguntungkan dan baik. Pasti ada konsekwensi-konsekwensi yang harus kita penuhi dikemudian hari. Tapi, itu tergantung kemauan. Silahkan kalo emang ingin serba cepat dan instant, tapi saran saya, cepat boleh asal menguntungkan dan berkelanjutan. Itu saja-